Surat dari Bang Ed Zoelverdi
Tidak sengaja menemukan beberapa email dari almarhum Bang Ed Zoelverdi, 9 tahun yang lalu. Dulu kalau sedang galau soal tulis-menulis saya selalu curhat pada Beliau, yang selalu rutin menanyakan kabar saya lewat email atau Yahoo! Messenger.
Mungkin gara-gara dulu saya suka penasaran dan banyak bertanya saat almarhum Bang Ed, begitu sapaan akrabnya, mengajar kelas foto jurnalistik di kampus, akhirnya saya diajak magang di Majalah GATRA dengan syarat mengajukan satu tulisan profil untuk dinilai oleh Beliau.
Dari Beliau saya jadi banyak belajar, terutama soal menulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta memotret untuk menangkap momen tanpa harus gaya-gayaan menggunakan perangkat memotret yang mahal atau kelewat canggih.
Magang di GATRA membuat saya jadi tahu ternyata almarhum Bang Ed sangat dihormati dan ‘ditakuti’ oleh Redaksi Foto karena konon saat menjabat sebagai Editor Foto sangat tegas dalam menjaga kualitas foto-foto yang dicetak oleh majalah berita mingguan tersebut.
Gara-gara hal itu juga, saya jadi kerja ekstra keras untuk membuktikan pada mereka bahwa saya masuk ke sana bukan karena anak “titipan”, melainkan karena memang saya mau belajar.
Dari yang awalnya tidak dianggap, saya lalu mengikuti saran-saran almarhum Bang Ed untuk inisiatif beride dan menulis sendiri artikel-artikel yang sebenarnya tidak pernah ditugaskan. Beberapa kali saya menerima penolakan, sampai hasil pekerjaan saya pun pernah dilempar di depan mata saya, karena katanya biasa saja. Alih-alih menangis, saya hanya memunguti kertas-kertas yang berceceran dan kemudian kembali lagi ke meja saya untuk mencari ide tulisan baru yang lebih menarik, sampai akhirnya hasilnya dipuji dan dianggap memenuhi standar penulisan jurnalistik yang diharapkan.
Penerimaan sosial dan profesional mulai saya dapatkan, dari mulai diajak makan siang dan nongkrong bersama para wartawan senior sampai jadi satu-satunya anak magang yang diberikan byline untuk menulis review buku tanpa kena editan/ditulis ulang dan penugasan oleh Bang Carry Nadeak untuk mewawancara d’Masiv (yang saat itu baru saja memenangkan kompetisi musik A Mild Live Wanted pada tahun 2007).
Saya sangat beruntung sempat mengenal almarhum Bang Ed yang menjadi salah satu tokoh penting peletak dasar-dasar jurnalistik di awal karier penulisan saya. Dari Beliau, saya belajar untuk menulis dengan logika berpikir yang jernih dan menghindari menulis sesuatu yang membuat kening berkerut.